
Cara Meningkatkan Penjualan dengan Strategi Digital Payment yang Tepat
Di era digital layaknya sekarang, metode pembayaran konvensional daftar rajazeus layaknya tunai sudah menjadi tergantikan oleh proses pembayaran digital yang lebih praktis dan efisien. Sebagai pebisnis, memakai siasat digital payment tidak hanya memudahkan transaksi pelanggan, namun termasuk bisa menaikkan penjualan secara signifikan.
Artikel ini bakal membahas:
- Mengapa digital payment mutlak untuk bisnis?
- Jenis-jenis digital payment yang populer
- Strategi menaikkan penjualan bersama pembayaran digital
- Studi persoalan bisnis yang berhasil memakai digital payment
1. Mengapa Digital Payment Meningkatkan Penjualan?
Pembayaran digital bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan bisnis modern. Berikut alasan mengapa sistem ini dapat mendongkrak penjualan:
a. Kemudahan & Kecepatan Transaksi
-
Pelanggan tidak perlu repot membawa uang tunai atau menunggu kembalian.
-
Proses checkout lebih cepat, mengurangi cart abandonment (pembatalan keranjang belanja).
b. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
-
Pembayaran digital seperti OVO, Dana, ShopeePay, atau LinkAja memiliki sistem keamanan yang terjamin.
-
Bisnis yang menerima pembayaran digital terlihat lebih profesional dan modern.
c. Memperluas Jangkauan Pasar
-
Memungkinkan transaksi lintas wilayah bahkan internasional (contoh: PayPal, Wise).
-
Cocok untuk bisnis online yang ingin menjangkau lebih banyak pelanggan.
d. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
-
Fitur cashback, promo, dan reward points dari e-wallet mendorong repeat order.
-
Pembayaran digital sering kali terintegrasi dengan program loyalitas.
2. Jenis-Jenis Digital Payment yang Populer di Indonesia
Sebelum memilih metode pembayaran digital, kenali dulu beberapa opsi yang tersedia:
a. E-Wallet (Dompet Digital)
-
OVO, Dana, ShopeePay, LinkAja, GoPay
-
Cocok untuk bisnis retail, F&B, dan UMKM.
b. Mobile Banking & Transfer Virtual Account
-
BCA Mobile, Mandiri Online, BNI Mobile, BRI Direct Debit
-
Cocok untuk transaksi bernilai besar.
c. Kartu Kredit & Debit Online
-
Visa, Mastercard, JCB
-
Mendukung transaksi internasional.
d. QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)
-
Sistem QR code terstandarisasi di Indonesia.
-
Memudahkan transaksi tanpa perlu mesin EDC.
e. Payment Gateway (Untuk Bisnis Online)
-
Midtrans, Xendit, Doku, iPay88
-
Memungkinkan integrasi berbagai metode pembayaran di website toko online.
3. Strategi Meningkatkan Penjualan dengan Digital Payment
a. Tawarkan Berbagai Opsi Pembayaran
-
Semakin banyak pilihan, semakin besar kemungkinan pelanggan menyelesaikan transaksi.
-
Contoh: Toko online bisa menyediakan OVO, Dana, QRIS, dan kartu kredit.
b. Manfaatkan Promo & Cashback
-
Kolaborasi dengan e-wallet untuk memberikan diskon atau cashback.
-
Contoh:
-
“Bayar pakai ShopeePay, dapat diskon 20%!”
-
“Cashback 10% untuk pembayaran via OVO.”
-
c. Permudah Proses Checkout
-
Gunakan one-click payment atau pembayaran tanpa registrasi.
-
Integrasikan auto redirect ke aplikasi e-wallet untuk mempercepat transaksi.
d. Gunakan QRIS untuk Transaksi Offline
-
Cocok untuk bisnis fisik seperti restoran, kafe, atau toko retail.
-
Kelebihan:
-
Tidak perlu mesin EDC.
-
Biaya transaksi lebih murah.
-
e. Optimalkan Pembayaran Cicilan (BNPL – Buy Now Pay Later)
-
Tawarkan cicilan 0% melalui Kredivo, Akulaku, atau kartu kredit.
-
Strategi ini meningkatkan nilai rata-rata transaksi (average order value).
f. Berikan Reward untuk Pembayaran Digital
-
Contoh:
-
“Pembeli yang menggunakan DANA dapat poin rewards.”
-
“Gratis ongkir untuk transaksi via LinkAja.”
-
g. Edukasi Pelanggan tentang Keamanan Digital Payment
-
Banyak orang masih ragu menggunakan e-wallet karena takut penipuan.
-
Berikan panduan singkat cara bertransaksi dengan aman.
4. Studi Kasus: Bisnis yang Sukses Meningkatkan Penjualan dengan Digital Payment
a. Kopi Kenangan – Efektivitas QRIS & Promo E-Wallet
-
Kopi Kenangan mengintegrasikan QRIS dan berbagai e-wallet.
-
Hasil: Meningkatkan transaksi harian hingga 30% karena kemudahan pembayaran.
b. Tokopedia – Strategi Cashback & BNPL
-
Tokopedia menggandeng DANA, OVO, dan Kredivo untuk tawarkan promo.
-
Hasil: Peningkatan konversi pembelian sebesar 25%.
c. Warung Makan Kecil – Penerapan QR Code untuk UMKM
-
Warung makan sederhana mulai pakai QRIS untuk terima pembayaran.
-
Hasil: Transaksi lebih cepat & pelanggan tidak perlu bawa uang tunai.
5. Kesalahan yang Harus Dihindari saat Menerapkan Digital Payment
-
Hanya menyediakan 1 metode pembayaran → Batasi preferensi pelanggan.
-
Tidak memeriksa biaya transaksi → Beberapa payment gateway mengenakan fee tinggi.
-
Mengabaikan keamanan sistem → Risiko fraud atau kebocoran data.
Kesimpulan
BACA JUGA: 10 Bisnis Keuangan Terbesar di Indonesia 2025
Menerapkan strategi digital payment yang tepat dapat menjadi game-changer bagi bisnis Anda. Mulai dari menyediakan berbagai opsi pembayaran, memanfaatkan promo, hingga mengoptimalkan QRIS, semua ini membantu meningkatkan konversi penjualan.
Langkah Aksi:
-
Identifikasi metode pembayaran digital yang paling sering digunakan pelanggan Anda.
-
Integrasikan sistem pembayaran yang user-friendly.
-
Gunakan promo & cashback untuk menarik minat belanja.
-
Monitor transaksi dan terus tingkatkan pengalaman pembayaran.
Dengan strategi ini, bisnis Anda bisa lebih kompetitif, efisien, dan meningkatka

10 Bisnis Keuangan Terbesar di Indonesia 2025
Indonesia memiliki sektor keuangan yang sangat raja zeus slot dinamis, dengan pertumbuhan pesat di bidang perbankan, fintech, asuransi, dan investasi. Pada tahun 2025, beberapa perusahaan keuangan terus mendominasi pasar dengan aset triliunan rupiah dan inovasi digital yang mengubah cara masyarakat mengelola uang. Berikut adalah 10 bisnis keuangan terbesar di Indonesia tahun 2024, berdasarkan aset, kapitalisasi pasar, dan pengaruhnya dalam industri.
1. Bank Central Asia (BCA) – Raja Perbankan Swasta
Aset: Rp1.300+ Triliun
CEO: Jahja Setiaatmadja
Market Cap: Rp900+ Triliun
BCA tetap menjadi bank swasta terbesar di Indonesia, dengan jaringan lebih dari 25.000 ATM dan 1.200 cabang. Mereka memimpin dalam layanan digital melalui BCA Mobile dan Flip (platform transfer uang).
Keunggulan:
Likuiditas tinggi & risiko kredit rendah
Layanan digital terintegrasi (e-banking, investasi, pembayaran)
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) – Spesialis UMKM & Digital Banking
Aset: Rp1.800+ Triliun
CEO: Sunarso
Market Cap: Rp500+ Triliun
BRI dikenal sebagai bank terbaik untuk UMKM, dengan lebih dari 40 juta nasabah. Mereka juga mengembangkan BRImo, super app yang menggabungkan perbankan, investasi, dan pembayaran.
Pencapaian 2024:
Kredit UMKM tumbuh 12% YoY
BRImo mencapai 30 juta pengguna aktif
3. Bank Mandiri – Bank BUMN dengan Aset Terbesar
Aset: Rp1.700+ Triliun
CEO: Darmawan Junaidi
Market Cap: Rp600+ Triliun
Bank Mandiri memimpin di segmen korporasi dan digital banking dengan Livin’ by Mandiri, yang sudah digunakan oleh 20 juta+ nasabah. Mereka juga memiliki anak perusahaan di bidang asuransi (Mandiri AXA) dan sekuritas (Mandiri Sekuritas).
Inovasi Terbaru:
Integrasi QRIS di Livin’ untuk pembayaran tanpa kartu
Layanan Mandiri Wealth untuk HNWI (High Net Worth Individuals)
4. GoTo Financial – Raksasa Fintech Indonesia
Valuasi: $10 Miliar
CEO: Hans Patuwo
Pengguna Aktif: 50+ Juta
GoTo Financial (gabungan GoPay & OVO) adalah dompet digital terbesar di Indonesia, dengan layanan:
-
GoPay & OVO (e-wallet)
-
GoPayLater (pinjaman digital)
-
Tokopedia Pay (pembayaran e-commerce)
Ekspansi 2024:
Kolaborasi dengan Bank Jago untuk produk tabungan digital
Pengembangan GoInvestasi untuk pemula
5. Allianz Indonesia – Pemimpin Pasar Asuransi
BACA JUGA: Tips Hitungan Bisnis Investasi: Cara Cerdas Menghitung Keuntungan dan Risiko
Aset: Rp50+ Triliun
CEO: Joseph Gross
Jumlah Polis: 10+ Juta
Allianz menguasai pasar asuransi jiwa dan umum di Indonesia, dengan produk unggulan seperti:
-
Allianz Life (asuransi jiwa)
-
Allianz General (asuransi kendaraan & properti)
Strategi 2024:
Fokus pada asuransi berbasis digital
Ekspansi ke asuransi kesehatan premium
6. Astra Financial – Konglomerasi Keuangan Terintegrasi
Aset: Rp600+ Triliun
CEO: Djony Bunarto Tjondro
Anak Perusahaan: Bank Permata, FIF Group, Astra Life
Astra Financial adalah bagian dari Astra International, dengan bisnis utama di:
-
Pembiayaan kendaraan (FIF Group)
-
Perbankan (Bank Permata)
-
Asuransi (Astra Life)
Pertumbuhan 2024:
Kredit multiguna tumbuh 15% YoY
Akuisisi fintech pembiayaan sektor agribisnis
7. DANA Digital Wallet – E-Wallet dengan Pertumbuhan Tercepat
Pengguna: 50+ Juta
CEO: Vincent Henry Iswaratioso
Pemilik: Emtek & Ant Group (Alipay)
DANA menjadi pesaing kuat GoPay & OVO dengan fitur:
-
DANA Kartu Kredit Virtual
-
DANA Invest (reksadana & emas)
-
DANA Deals (cashback merchant)
Pencapaian 2024:
Transaksi tumbuh 40% YoY
Integrasi dengan Bank Neo Commerce
8. BNI (Bank Negara Indonesia) – Bank BUMN dengan Koneksi Global
Aset: Rp1.000+ Triliun
CEO: Royke Tumilaar
Fokus: Perbankan korporat & ekspor-impor
BNI unggul dalam layanan:
-
Trade finance untuk eksportir-importir
-
BNI Mobile Banking dengan fitur valas
-
BNI Xpora (layanan diaspora Indonesia)
Inovasi 2024:
BNI Global Remittance untuk TKI
Kerjasama dengan Wise & PayPal
9. Prudential Indonesia – Asuransi Jiwa Terkemuka
Aset: Rp100+ Triliun
CEO: Jens Reisch
Produk Unggulan: PRULink, PRUWarisan
Prudential menguasai 25% pasar asuransi jiwa dengan strategi:
-
Digital claims (klaim online cepat)
-
PRUVirtual Assistant (chatbot AI)
Perkembangan 2024:
Luncurkan asuransi berbasis IoT (kesehatan digital)
10. Amartha – Fintech P2P Lending untuk UMKM Desa
Total Pembiayaan: Rp5+ Triliun
CEO: Andi Taufan Garuda Putra
Target: Wanita pengusaha di pedesaan
Amartha menghubungkan investor dengan pelaku UMKM melalui pinjaman peer-to-peer. Mereka juga berkolaborasi dengan BRI & Mandiri untuk pembiayaan mikro.
Dampak Sosial 2025:
Bantu 500.000+ UMKM akses modal
Tingkatkan inklusi keuangan di desa
Analisis Tren 2024
-
Digital Banking & Fintech masih jadi primadona (BCA, BRI, GoTo, DANA).
-
Asuransi digital makin diminati (Allianz, Prudential).
-
Pembiayaan mikro & UMKM tumbuh pesat (Amartha, BRI).
Kesimpulan
10 bisnis keuangan ini tidak hanya menggerakkan ekonomi, tetapi juga mendorong inklusi keuangan dan inovasi digital. Di tengah persaingan ketat, perusahaan yang adaptif terhadap teknologi akan tetap dominan.